ï»żAbstract Ilmu pengetahuan tidak muncul secara mendadak, melainkan hadir melalui suatu proses mulai dari pengetahuan sehari-hari dengan melalui pengujian secara cermat dan pembuktian dengan teliti diperoleh suatu teori, dan pengujian suatu teori bisa dilakukan dan babak terakhir akan ditemukan sebagai manifestasi ilmu pengetahuan telah meletakkan dasar-dasar tradisi intelektual yang diawali oleh filsuf-filsuf Yunani Kuno di abad ke 6 SM. Dalam perkembangannya filsafat mengantarkan lahirnya suatu konfigurasi yang menunjukkan bagaimana cabang-cabang ilmu pengetahuan melepaskan diri dari keterkaitannya dengan filsafat, yang masing-masing secara mandiri berkembang menurut metodologinya sendiri-sendiri. Tulisan ini membahas tentang kelahiran dan perkembangan ilmu, klasifikasi serta strategi pengembangan ilmu pengetahuan.
A Administrasi sebagai ilmu (science) dan seni (art). Sebagai ilmu pengetahuan admiinistrasi merupakan suatu fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul sebagai sebagai suatu cabang dari pada ilmu-ilmu sosial termasuk perkembangan di indonesia. Sekalipun ilmu administrasi baru berkembang di indonesia, dengan membawa prinsip-perinsip yang Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti yang berkuasa setelah jatuhnya pemerintahan Dinasti Umayyah. Didirikan oleh khalifah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih akrab dengan nama Abbul Abbas As - Saffah. Dinasti Abbasiyah berkuasa selama 5 abad lamanya 750 1258 M.Masa pemerintahan ini disebut sebagai "Golden Age" atau zaman keemasan Islam. Hal itu karena perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kebijakan-kebijakan dalam memajukan ilmu pengetahuan sangatlah baik dan pastinya sangat berguna bagi peradaban Islam. Berikut beberapa ilmu pengetahuan yang dikembangkan pada zaman Dinasti Abbasiyah 1. Ilmu KedokteranSebenarnya ilmu kedokteran sudah muncul dari zaman nabi. Tetapi ilmu kedokteran baru berkembang pada zaman dinasti Abbasiyah. Ilmu ini bisa berkembang karena adanya pengaruh dari Iskandariyah dan Judhisafur. Judhisafur adalah perguruan Persia yang berdiri di bidang kedokteran. Di dalamnya terdapat dokter-dokter asing yang berasal dari India, Yunani, dan Persia. Di sisi lain, Iskandariyah merupakan pusat berkumpulnya para dokter Yunani. Berkembangnya ilmu kedokteran dimulai ketika khalifah Al Mansur meminta bantuan dari dokter-dokter tersebut. Faktor lain yang menyebabkan majunya ilmu kedokteran adalah adanya penerjemahan buku kedokteran berbahasa Persia, Yunani, dan India. Tokoh penerjemah handal yang menerjemahkan buku Persia ke dalam bahasa arab adalah Al-Muqaffa. Adapula tokoh penerjemah yang paling dikenal oleh masyarakat, beliau adalah Hunain bin Ishaq. Hal itu juga membuat munculnya tokoh kedokteran Islam, contohnya seperti Ibnu Sina, Ar-Razi, dan Ali bin Rabba al-Thabari. Jasa mereka pun juga besar termasuk Ar-Razi yang berhasil menyembuhkan penyakit campak dan karya ilmiah kedokteran yang dibuat Ibnu Sina, yakni buku yang berjudul "Al-Qanun fi al-Thibbi".2. Ilmu MatematikaIlmu ini dikembangkan pada masa khalifah kedua, Al Mansur. Faktor yang membuat ilmu ini berkembang karena menyiapkan pembangunan kota Banghdad yang membutuhan perhitungan matematika. Salah satu warisan yang ditinggalkan dalam matematika adalah penggunaan angka 0 atau biasa disebut akan hancur dan tidak berjalan dengan lancar jika tidak didasari dengan matematikawan yang dikenali banyak masyarakat di zaman ini ialah Muhammad bin Musa al Khawarizmi. Beliau adalah ilmuwan yang menemukan hitungan aljabar secara sistematis serta angka-angka dalam Ilmu AstronomiSelain matematika dan kedokteran, ilmu astronomi juga ilmu yang berkembang bahkan sampai zaman sekarang. Ilmu astronomi dibutuhkan pada masa Abbasiyah untuk menentukan waktu shalat, waktu fajar, waktu duha, mencari arah kiblat, dan untuk melihat datangnya bulan di bulan Ramadhan. Peran penerjemah juga ada di dalam ilmu astronomi, seperti yang terjadi pada masa khalifah Al-Mansur. Beliau memerintahkan Abu Yahya al Batriq untuk menerjemahkan buku yang berisi tentang ilmu astronomi. Buku tersebut berjudul " Quadripartitumnya Ptolemeus" ke dalam bahasa Arab. Buku tersebut menceritakan tentang masalah bintang-bintang, geometri dan beberapa tokoh astronomi Islam yg terkenal, diantaranya adalah a. Yahya bin Mansur 1 2 3 4 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya G60HV4L. 481 474 147 222 52 151 212 57 266