ALLAHPUTUSKAN RASA BERJASA DALAM DIRI PARA SAHABAT - Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah MAChannel medis tv adalah channel yang memberikan video kajian islam, Jum'at, 27 Zulqaidah 1444 H / 8 Maret 2019 2353 wib views Oleh Widya* Bulan Maret, bulan yang identik dengan wanita. Kenapa? Karena pada bulan ini diperingati Women International Day, yakni pada tanggal 8 Maret. Wanita, adalah makhluk Tuhan yang mulia. Mereka memiliki peran yang tidak akan tergantikan oleh pria hebat sekalipun. Islam sangat memuliakan wanita, ketika ia bersama orangtua dan menjadi anak yang sholeha, ia menjadi jalan pembuka surga bagi orangtuanya. Ketika menikah dan menjadi istri, ia pun berperan menentukan surga neraka suaminya. Ketika menjadi ibu, ada yang mengatakan surga di bawah telapak kakinya. Penghargaan terhadap peran ini diberikan oleh Rasulullah SAW yang menempatkan sikap bakti anak lebih utama terhadap ibu daripada ayah. “Seseorang pernah datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW, 'siapa yang lebih diutamakan untuk menerima perbuatan baikku?', Nabi menjawab, 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Bapakmu'" HR Mutafaq alaih. Peran seorang ibu sangatlah agung. Ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya dengan kepayahan. Peran penting lainnya ialah ibu sebagai pencetak generasi masa depan, dari rahimnya kelak melahirkan generasi masa depan cemerlang dan gemilang untuk dapat memberikan peran terbaik bagi peradaban. Ibu pula yang akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu pula lah yang memiliki peran untuk mengelola rumah tangga suaminya. Rasulullah bersabda, “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya” ...Sungguh mulianya wanita. Tak perlu ide kesetaraan gender, tak perlu menuntut emansipasi. Allah muliakan wanita sesuai fitrahnya. Lantas, kenapa masih mencari selain islam dalam memuliakan wanita? Perempuan yang menyadari aktivitas ini, akan memantaskan diri untuk menjadi seorang ibu yang hebat. Karena di pundaknyalah tanggung jawab sebagai pilar peradaban. Sebagaimana kita ketahui pilar adalah sandaran. Ibu tempat bersandar suami dan anak-anaknya. Maka, para ibu haruslah kuat baik secara fisik maupun psikis. Bagaimana para ibu memantaskan diri menjadi pilar peradaban? Berikut beberapa cara yang bisa dicoba 1. Berusaha menjadi Muslimah yang berkepribadian tangguh. Maka, agar mendapatkan ketangguhan tersebut sekalipun telah menjadi ibu, ia tidak akan meninggalkan aktifitas tholabul ilmi’ dalam rangka terus meng-upgrade diri untuk menjadi pribadi yang benar di hadapan Allah. 2. Menjadi muslimah yang bertaqwa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Hujurat 13, yang artinya, "Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.” Para ibu akan menyadari betul bahwa penilaian Allah di atas segalanya. Ia akan berusaha maksimal melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Berupaya lebih kuat untuk mengikatkan diri pada aturan-aturan Allah dalam kehidupannya. 3. Menguasai ilmu pengasuhan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Karena sesungguhnya manusia terbaik adalah Rasul Muhammad yang terbukti telah sukses dalam mendidik keluarganya. 4. Menjadi ibu yang senantiasa ber-amar ma’ruf nahi munkar. Seorang ibu yang memiliki visi bagaimana menjadi pilar peradaban tidak akan bersikap egois. Dia tidak hanya berpikir bahwa hanya diri dan keluarganya saja yang terdidik dengan benar menurut Allah, tapi ia juga akan berupaya untuk mendidik masyarakat. Ia sadar bahwa lingkungan di sekitarnya juga berpengaruh pada pendidikan anak-anaknya, maka ia pun peduli untuk menjadikan lingkungan di sekitarnya menjadi lingkungan yang baik. Ibu yang peduli terhadap masa depan generasi, maka ia pun akan berkiprah sesuai dengan keahliannya dalam membangun peradaban. Peran wanita, peran ibu sebagai pilar peradaban sejatinya merupakan kerja besar dan berat. Maka, hendaklah kita senantiasa melibatkan Allah dalam menjalani perannya. Allah Swt berfirman, “..Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar.” QS. Ali `Imran [3] 173. Sungguh mulianya wanita. Tak perlu ide kesetaraan gender, tak perlu menuntut emansipasi. Allah muliakan wanita sesuai fitrahnya. Lantas, kenapa masih mencari selain islam dalam memuliakan wanita? Tak cukupkah tinta hitam sejarah menggambarkan kecacatan selain Islam dalam memandang wanita dan memperlakukannya? Sudah saatnya kita kembali pada fitrah kita, fitrah iman dan islam yang hakiki. Memeluk islam secara kaffah, menerapkannya dalam sendi-sendi kehidupan kita. Wallahu alam. rf/ Penulis adalah founder Komunitas Muslimah Menjahit dan Storytellingclub. Ilustrasi Google Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk. DalamIslam sendiri sebetulnya sudah ada beberapa cara untuk mendapatkan jodoh atau menjemput jodoh seperti langkah berikut ini: Memantaskan Diri. Sebelum jodoh itu tiba alangkah baiknya jika anda memantaskan diri dengan memperbaiki diri dan lebih meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa. Introspeksi diri dan meningkatkan kepercayaan
ALLAH SWT tahu sudah sesungguh apa kamu memantaskan diri. Karenanya Dia tahu sudah layakkah kamu disandingkan dengan seorang yang layak membersamai. Mungkin kamu merasa sudah melakukan yang terbaik agar Allah SWT layak memberimu pasangan sejati. Namun bisa jadi dimata Allah SWT, upayamu belum maksimal dan kamu harus berupaya lebih keras lagi. BACA JUGA Pilih-pilih Jodoh Karenanya jangan merasa cepat puas meski kamu sudah belajar pranikah. Mungkin ada amal sholeh yang harus lebih banyak kamu kerjakan agar kamu ada dititik layak mendapatkan jodoh pilihan-Nya. Atau bisa jadi ada sikap yang harus kamu perbaiki kepada orangtuamu. Atau mungkin lingkungan tempatmu bergaul terlalu sempit dan kamu harus memperbanyak silaturahim. Apapun itu yang pasti adalah teruslah mengevaluasi diri. Cobalah tanya pada dirimu sendiri, apa yang membuatmu belum juga menikah dan menemukan pasangan yang sah? Teruslah berikhtiar dan barengi dengan kesabaran serta keikhlasan. Semoga dengan begitu Allah berikan pasangan terbaik yang dapat memberimu kebahagiaan. []
HanyaIngin Menjaga Diri. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc September 7, 2015. 0 3,002 3 minutes read. Coba pelajari kisah berikut, Anda akan tahu bagaimana pentingnya menjaga diri dari bergaul dengan lawan jenis. Suatu malam, kami dengan ibu tersayang sedang makan di resto yang terletak di jalan Magelang. Setelah kami memesan makan malam, nampak Beberapa tahun terakhir, publik Indonesia menyaksikan apa yang kerap disebut “fenomena hijrah”, terutama yang melibatkan generasi muda perkotaan. Fenomena ini menimbulkan banyak tanda tanya, bahkan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta tahun lalu terdorong meneliti komunitas hijrah generasi milenial di tujuh kota di Jawa Barat. Bagi saya pribadi, ada dua peristiwa yang membuat saya tertarik untuk lebih serius memahami fenomena hijrah khususnya di kalangan perempuan Muslim perkotaan di Indonesia. Pertama, ketika saya melihat baliho besar di sebuah jalan utama di Yogyakarta tentang acara kajian muslimah yang menampilkan beberapa foto influencer dari kalangan pengusaha, politikus, dan selebritas yang telah bertransformasi menjadi ustazah. Tergerak rasa penasaran, saya mengikuti acara dengan tiket masuk Rp 150 ribu-500 ribu itu. Bagi saya yang dibesarkan dengan pendidikan agama tradisional, acara itu menampilkan sisi lain perempuan muslim perkotaan Indonesia. Peristiwa kedua terjadi dalam suatu diskusi tentang hijrah di mata kuliah Islam Kontekstual yang saya ampu di Universitas Gadjah Mada UGM. Di kelas itu, 100% mahasiswi yang hadir mengenakan jilbab - padahal UGM bukan universitas agama. Yang mengagetkan saya, beberapa mahasiswi mengaku menggunakan jilbab agar mendapat nilai bagus di mata kuliah. Saya katakan asumsi mereka salah; di kelas berikutnya beberapa mahasiswi pun hadir tanpa jilbab. Rangkaian peristiwa ini memicu rasa keingintahuan saya tentang beragam alasan perempuan menggunakan jilbab yang kemudian tertuang dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian itu saya berkesimpulan bahwa perilaku berhijab atau tidak berhijab adalah perwujudan otonomi perempuan atas tubuh mereka sendiri. Dengan menggunakan hijab, menanggalkan hijab, atau menggunakan/menanggalkan sesuai situasi dan kondisi, perempuan muslim Indonesia terus mengambil kuasa atas tubuhnya sendiri. Read more Hijab di Indonesia Sejarah dan kontroversinya Pakai, tidak pakai, atau sesuai sikon Dalam penelitian pada akhir 2019 itu, saya menyusun sebuah survei online yang direspon oleh 105 muslimah berusia 20-40 tahun, sebagian besar pernah kuliah di perguruan tinggi, dan pernah mendapatkan pendidikan agama Islam, baik secara formal maupun informal. Pertanyaan inti dari survei itu adalah apa makna berjilbab bagi seorang muslimah. Dari survei ini saya menemukan tiga kategori besar. Kategori pertama, kelompok perempuan yang memutuskan untuk berjilbab dengan dua alasan paling dominan, yaitu kesadaran untuk menjadi muslimah yang lebih baik sesuai ajaran agama dan berhijab membuat mereka merasa lebih nyaman. Kategori kedua, muslimah yang memutuskan untuk melepas jilbab. Alasan yang paling sering muncul, mereka berjilbab pada masa lalu bukan karena kesadaran dari dalam diri, melainkan karena faktor lingkungan, peraturan di sekolah, atau peraturan di tempat kerja. Bagi mereka, menggunakan jilbab tanpa kesadaran bukanlah pilihan yang nyaman; sebaliknya, mereka merasa lebih nyaman tidak menggunakan jilbab. Kategori ketiga, mereka yang menggunakan jilbab tergantung kondisi dan situasi, dengan ragam spektrumnya. Ketika situasi menuntut, mereka akan memakai jilbab, namun bisa melepaskan sewaktu-waktu. Menggunakan jilbab ataupun melepasnya, bagi mereka sama-sama nyaman. Meski tampak sangat berbeda, bahkan berseberangan, ketiga kategori ini berbagi dua kata kunci rasa nyaman dan rujukan pada dalil agama. Baik yang memutuskan menggunakan jilbab, yang melepasnya, ataupun yang lepas-pasang, sama-sama menggunakan istilah “nyaman” sebagai alasan memilih kuasa atas tubuh. Selain itu, responden juga sama-sama merujuk pada dalil agama, namun dengan penafsiran yang berbeda-beda. Pada prinsipnya mereka sepakat bahwa menutup aurat itu perintah agama, namun batasan aurat menjadi area yang masih terus diperdebatkan. Pengunjung menghadiri Festival Roadshow Hijrah Fest 2019 di Medan, Sumatera Utara, pada 2019. Septianda Perdana/Antara Foto Sejarah hijab di Indonesia Mari kita tengok sebentar perjalanan hijab di alur sejarah Indonesia. Perempuan Nusantara sudah mengenal kain penutup kepala sudah setidaknya sejak tahun 1600-an, sebagaimana catatan sejarawan Prancis, Dennys Lombard, dalam bukunya “Kerajaan Aceh, Jaman Sultan Iskandar Muda 1607-1636”. Periode kolonial kemudian yang memberikan akses bagi kaum perempuan elit pada pendidikan membuka kesempatan kaum perempuan untuk mengenal banyak hal, termasuk salah satunya cara berbusana. Pendidikan yang diselenggarakan oleh institusi Islam seperti Muhammadiyah juga mendorong kaum perempuan untuk menutup aurat di ruang publik dan untuk menunjukkan identitas yang berbeda dari kaum kolonial, misalnya dengan mengenakan kebaya dan kerudung. Era kolonial merupakan masa pertautan modernisasi pendidikan Barat, kebangkitan kelompok muslim, dan nasionalisme. Pada era itu, jilbab menjadi penanda identitas baru bagi muslimah. Pada era Orde Baru, jilbab muncul sebagai simbol kebangkitan Islam melawan represi negara. Sementara, pada era Reformasi, perkembangan jilbab begitu pesat bersamaan dengan bangkitnya partai politik, institusi-institusi agama Islam baru, yang dibarengi dengan tumbuhnya gairah “pasar” pakaian muslim dan gerakan revolusi hijab dari kalangan kelas menengah ke atas. Saat ini juga terjadi pergeseran pilihan kata dari jilbab kain penutup kepala hingga dada menjadi hijab makna harfiahnya adalah penutup, bisa jadi kain pembatas dalam salat. Pada masa kini, jilbab bukan hanya menjadi simbol ideologi keagamaan dan kesalehan, tapi juga bagian dari gaya hidup masa kini, aturan sekolah dan kontrol sosial. Read more Riset ungkap 3 hal baru tentang perempuan muda bercadar di Indonesia Memilih untuk diri sendiri Perempuan berhijab yang dulunya kelompok minoritas, kini menjadi kelompok besar. Tantangan yang berbeda di setiap kondisi menghadapkan perempuan muslim untuk menentukan pilihan, sesuai dengan ritme jiwa dan kenyamanan hati mereka. Sebagian memilih berhijab karena percaya bahwa hijab merupakan manifestasi sempurna dari kesalehan seorang muslimah. Sebagian lain memilih menjadi baik dengan cara memantaskan diri, bukan dengan simbol’ jilbab, apalagi jika semata karena aturan atau faktor desakan lingkungan, melainkan fokus pada aspek batin yang lebih fundamental, atau setidaknya jujur pada dirinya sendiri. Sebagian yang lain lagi memilih untuk menjadi fleksibel, mengarungi dua sisi dunia berhijab dan tidak berhijab — yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupannya — tanpa banyak pretensi. Perintah berjilbab di dalam Islam memiliki penafsirannya yang beragam, namun apa pun tafsir yang dirujuk, survei ini menunjukkan perempuan memilihnya sesuai dengan denyut kenyamanan masing-masing.
Tipsmemantaskan diri . 1. Belajar taat pada syariat Islam. Belajarlah taat pada syariat Islam. Sebab ketaatan kepada Allah adalah telah
Cinta adalah suatu perasaan yang Allah ciptakan pada manusia. Perasaan cinta ini bisa membuat seseorang yang sedang jatuh cinta ini melakukan apa saja. Membicarakan persoalan cinta, yang langsung terngiang mungkin adalah cinta kepada sesama manusia. Padahal ada cinta yang jauh lebih tinggi dari itu, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya itulah cinta yang patut diagung-agungkan. Bukan hanya cinta kepada sesama makhluk ciptaan Allah saja. Maka dari itu, perasaan cinta ini perlu dijaga supaya tidak membawa diri kita kepada hal – hal yang tidak baik. Baca Menikah Tanpa CintaIbnu Qayyim Al Jauziyah yang merupakan seorang ulama yang mengajarkan kita bahwa cinta itu memiliki 4 kekuatan. Dan cinta merupakan sesuatu yang datang melalui 4 sebab, yaitu Islam tidak mengenal cinta buta. Karena dalam islam, kita diminta untuk berilmu telebih dahulu. Orang yang berilmu berarti orang yang yakin. Karena keyakinan datang dengan ilmu. Sehingga tahapan yakin itu ada “Ilmul Yaqin”, “Ainul Yaqin”, dan “Haqqul Yaqin”.Mencintai dengan ikhlas. Setelah keyakinan dimiliki maka akan terasa ikhlas dengan sendirinya. Orang yang mencintai seseoang tanpa keikhlasan dalam mencintai maka itu sesuatu yang bohong dalam mendatangkan kejujuran. Kejujuran inilah yang akan membuahkan cinta ini akan menelurkan 2 hasil yang bernama Inqiyad dan Qabul. Yang dimaksud dengan dua hal ini adalah orang yang mencintai ini akan tunduk dan patuh kepada yang perasaan cinta yang dirasakan manusia ada tingkatannya. Dan hendaknya kita memposisikan perasaan cinta ini dalam hidup kita. Rasa cinta yang muncul pada diri manusia ini memang terkadang membingungkan, terutama masalah cinta yang ada pada sesama manusia. Namun, sebaiknya kita juga membawa cinta ini menjadi ketakwaan dengan cara memposisikan perasaan cinta dalam diri kita. Baca Cara Agar Hati Tenang Dalam Islam.Cinta Kepada AllahRasa cinta kepada Allah harus yang paling besar dan paling banyak. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan Dzat yang tidak ada bandingannya. Bentuk kecintaan kita kepada Allah tentu adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Seperti Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada surat Az- Zariyat ayat 56 berikut وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.Bentuk ibadah kepada Allah yang bisa kita lakukan adalah melaksanakan ibadah sholat, menjalankan puasa, melaksanakan ibadah haji, dan masih banyak ibadah lainnya yang disyariatkan oleh Agama Islam. Baca Penyebab Amal Ibadah Ditolak Dalam IslamHal mengenai ibadah ini juga ada di dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al- Baqarah ayat 21 berikut يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”baca jugaCinta Menurut IslamCara Menghilangkan Rasa CintaDoa untuk mendapatkan Jodoh dalam IslamRindu dalam IslamKisah Cinta Nabi YusufCinta Kepada RasulRasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam membekali umat muslim dengan Al – Qur’an dan Hadits yang diturunkan kepadanya. Sehingga, mukjizat yang ada pada Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam ini bisa menjadi pedoman dan petunjuk umat islam sepeninggal Beliau. Bentuk cinta kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam ini adalah mengikuti sunnahnya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan wahyu kepada nabi – nabi sebelumnya dan ajaran-Nya telah disempurnakan melalui Agama Islam yang disebarkan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. Maka hendaknya sebagai wujud cinta kepada Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam ini, kita mengikuti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam selama apa saja yang dikerjakan oleh Rasulullah dan ditinggalkan oleh Rasulullah adalah perintah langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Salah satunya adalah dengan menikah dan membaca Al – Qur’an. Namun, begitu ada juga pernikahan yang dilarang dalam islam yaitu pernikahan beda agama. Masih banyak juga sunnah Rasulullah yang bisa dipelajari karena sudah jelas dan diketahui manfatnya, seperti manfaat membaca Al- Qur’an dalam kehidupan. Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam merupakan Suri Tauladan, karena walaupun ajaran yang dibawanya sudah ribuan tahun, namun tetap bisa diaplikasikan di zaman modern seperti sekarang. Baca Sunnah Rasul Malam Jumat.baca jugaKeutamaan Cinta Kepada RasulullahCara Mendapatkan Jodoh menurut IslamMahar Pernikahan dalam IslamCara Menjaga Hati Sebelum MenikahKriteria Calon Istri yang Baik Menurut IslamCinta Kepada Ciptaan AllahCinta yang berada pada urutan terakhir ini adalah cinta pada ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Cinta kepada ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini juga termasuk kepada cinta kepada orang tua, cinta kepada pasangan, cinta kepada anak – anak dan cinta kepada makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang lainnya. Seorang wanita yang sedang jatuh cinta biasanya lebih banyak diam. Sehingga perasaan ini tertahan dalam hatinya sendiri. Apabila seorang wanita sedang merasakan jatuh cinta, alangkah baiknya melakukan hal PandanganKetika berpapasan dengan seseorang yang dikagumi bukan berarti kita tidak boleh melihat satu sama lain. Namun hendaknya hindari tatapan yang berlebihan yang bisa menimbulkan hawa Dan Memperbaiki DiriDoa merupakan obat dari segala urusan. Maka apabila seorang wanita atau laki – laki yang sedang jatuh cnta hendaknya lebih sering mengingat Allah dan meminta petunjuk yang terbaik. Dalam masa penantian ini pun bisa diisi dengan memperbaiki dan memantaskan diri agar mendapatkan jodoh yang terbaik. Karena pada dasarnya jodoh adalah cerminan diri. Mencari jodoh dalam Islam bisa dimulai dengan memperbaiki dan memantaskan diri. Karena wanita yang baik untuk laki – laki yang baik. Wanita yang keji untuk laki – laki yang keji. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat An- Nur ayat 36 “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.”Menemui Wali Dan MelamarTidak ada salahnya untuk wanita muslimah melamar terlebih dahulu pria yang ia sukai. Bahkan sebelumnya telah ada contoh dari Siti Khadijah Istri Rasulullah yang meminta karyawannya pada saat itu untuk mengawasi Rasulullah. Setelah mengawasinya, Siti Khadijah pun yakin bahwa Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam adalah orang yang tepat. Kemudian Siti Khadijah meminta bantuan sahabatnya untuk menemui Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam agar mau menikahinya. Hal ini merupakan salah satu bentuk ketegasan seorang muslimah ketika merasakan cinta dalam diam. Baca Menikah Muda Menurut IslamDemikian penjelasan terkati cinta dalam diam menurut islam. Karena pada dasarnya, cinta akan datang sendirinya sesuai kehendak sang maha cinta.
Dalamkitab Al Fatawa Syar'iyyah Lil Hushoin, hlm.166. PERTANYAAN:"Apa hukumnya orang yang membunuh dirinya untuk membunuh sekelompok orang Yahudi? JAWAB:"Yang menjadi pendapat saya dan telah kami tegaskan berulang kali bahwa ini tidak benar karena itu termasuk membunuh jiwa. Dan Allah berfirman: "Janganlah kalian membunuh diri kalian".
- Kemandirian atau sikap mandiri dalam Islam merupakan jalan untuk menjaga harga diri seorang muslim yang beriman dengan hanya bergantung pada Allah dan bukan pada makhluk-Nya. Setiap muslim yang beriman hendaknya membangun kemandirian dalam dirinya. Sebab, kemandirian dapat menjadi jalan untuk menjaga harga diri dirinya. Dia tidak bergantung pada orang lain sehingga menghindarkannya dari sifat meminta-minta. Orang yang mandiri pantang untuk menengadahkan tangan pada makhluk Allah lainnya. Dia rela harus bekerja keras demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Satu-satunya tempat untuk menyandarkan beban dan berkeluh kesah hanyalah pada Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Mengutip buku Akidah Akhlak 2020, tuntunan dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk hidup mandiri ada dalam sebuah hadits shahih. Nabi Muhammad bersabda ”Dari Abi Abdillah Zubair bin Awwam ra dari Rasulullah Saw, Beliau bersabda Sesungguhnya seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual, sehingga ia bisa menutupi kebutuhannya adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak.” Bukhari. Saat seseorang menunjukkan perilaku mandiri, maka dia memiliki kebebasan dari pengaruh orang lain. Orang tersebut mampu menentukan sendiri hal yang harus dilakukan, menentukan dalam memilih berbagai kemungkinan dari perbuatannya, dan mencari solusi sendiri dari masalah yang dihadapinya tanpa melibatkan campur tangan orang lain. Ciri Sikap Mandiri dalam Islam Mengutip laman UIN Walisongo, kemandirian adalah keadaan seseorang yang memiliki tekad berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Sufyarma dalam buku Kapita Selekta Manajemen Pendidikan 2003 50 menyebutkan ciri-ciri orang mandiri dapat dilihat dari sikap berikut 1. Progresif dan ulet. Contohnya yaitu bertekad kuat dalam meraih prestasi terbaik dengan usaha yang penuh ketekunan, terencana, dan bertahap mewujudkan harapannya. 2. Memiliki inisiatif. Artinya, orang yang mandiri mampu berpikir dan bertindak secaraoriginal, kreatif, dan penuh inisiatif. 3. Mampu mengendalikan dari dalam. Dia mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya, dan mampu mempengaruhi lingkungan dengan usahanya sendiri. 4. Kemantapan diri. Hal ini mencakup dalam aspek kepercayaan pada diri dan Contoh Sikap Mandiri dalam Islam Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya untuk bisa mandiri dalam ekonominya. Orang yang hidup mandiri cenderung bebas hutang budi pada siapa pun. Dan, hikmah penting dari orang yang bertekad untuk selalu mandiri adalah memiliki derajat lebih baik dari peminta-minta. Mengutip laman NU, sekali pun hasil jerih payah sendiri menghasilkan hanya sedikit suap nasi, namun keadaan itu jauh lebih baik. Para nabi adalah contoh terbaik dalam kemandirian untuk menghidupi dirinya sendiri. Sebuah hadits menyebutkan "Dari Miqdam, dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda, 'Tiada sesuap pun makanan yang lebih baik dari makanan hasil jerih payahnya sendiri. Sungguh, Nabi Daud AS itu makan dari hasil keringatnya sendiri'.” HR Bukhari Kemandirian diukur dari perilaku seseorang dan bukan karena usianya. Orang lebih muda bisa jadi lebih mandiri dari orang yang lebih tua. Dan, kemandirian merupakan salah satu bentuk untuk mengubah nasib sendiri dari keadaan yang kekurangan menjadi situasi yang lebih baik. Allah pun memerintahkan hambaNya agar mau mengubah nasibnya sendiri. Hal itu bisa ditempuh dengan sikap mandiri di segala bidang. Dengan kerja keras, doa, dan tawakal akan menjadikan kemandirian menjadi berbuah manis bagi kehidupan. ”Sesungguhnya Allah Swt tidak akan merubah keadaan nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan nasib yang ada pada diri mereka sendiri.”QS. Ar-Rad 11 Baca juga Pengertian Sikap Disiplin dalam Islam Ciri, Contoh dan Hikmahnya Dalil Sholat Tarawih 11 Rakaat dan 23 Rakaat dalam Islam - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Yulaika Ramadhani
LindungiDiri dari Ancaman pada Platform Online Gaming. Seorang pria memainkan game Honor of Kings di ponselnya di kawasan perbelanjaan dan perumahan Sanlitun, di Beijing, Cina, 25 Agustus 2021 (diterbitkan 26 Agustus 2021). Game online di China sangat populer di kalangan anak muda dan anak-anak, dengan banyak orang yang kecanduan game. Tanya Ana mau bertanya tentang memantaskan diri, jodoh itu kan di tangan Allah, segala sesuatu tentang jodoh diatur oleh Allah kita sebagai muslimah hanya bisa memantaskan diri, bagaimana sih cara yang tepat untuk memantaskan diri? Ana sdh memutuskan utk tidak pacaran, tidak dekat dengan lawan jenis. Namun ada seorang teman yang berkata, “Masa’ iya kalau kita hanya diam begitu saja jodoh kita akan datang kerumah mengetuk pintu?” Lalu kita sebagai wanita harus bagaimana dan seperti apa dalam penantian? Terimakasih. via emailJawabalaikumussalam wrwb. Terima kasih sudah berkirim email kepada kami. Mbak Iin, betul bahwa jodoh itu di tangan Allah Ta’ala. Kita hanya bisa berusaha. Sama seperti rizki dan kematian, jodoh adalah masalah ghaib. Allah Ta’ala yang mengatur dan menentukan. Namun demikian, sama seperti rizki dan kematian, kita bisa mengusahakan semaksimal kita bisa untuk mendapatkan rizki dan menghindari segala bentuk yang umumnya bisa mengantarkan kepada kematian. Ini persoalan keyakinan kita kepada takdir Allah Ta’ diri itu memang perlu. Sama seperti ketika kita di sekolah. Jika kita sudah bersiap menghadapi ujian sekolah dengan belajar semaksimal kita bisa, insya Allah kita akan mendapatkan hasil sesuai dengan kepantasan yang sesuai. Orang yang tak siap menghadapi ujian karena ia justru malah santai saja, maka hasil yang ia dapatkan juga tak sebagus yang didapat orang lain. Ini soal kepantasan. Jika jodoh tak kunjung datang, tetaplah bersabar. Ada baiknya interospeksi diri, apa yang kurang dalam diri. Mungkin kurang bersyukur atas nikmat Allah Ta’ala, mungkin juga kurang sabar, mungkin juga kurang beramal shalih, mungkin juga kurang taat melaksanakan kewajiban, dan “mungkin-mungkin” lainnya yang bisa dievaluasi secara jika ingin mendapatkan jodoh—apalagi jodoh yang baik, kita juga harus berusaha menjadi baik. Firman Allah Ta’ala yang artinya “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula.” QS an-Nuur [24] 26Jodoh memang harus dicari, tetapi pastikan cara mencarinya sesuai tuntunan ajaran Islam. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai ada yang mudah mendapatkan jodoh, tetapi caranya salah misalnya melalui pelet, guna-guna, sihir. Sebagai muslim kita terlarang melakukan perbuat syirik tersebut. Cobalah Mbak Iin memperluas pergaulan. Misalnya mulai aktif ikut kajian keislaman di masjid atau mejelis taklim, niatnya tentu untuk mencari ilmu. Kadang, jodoh datang bukan dari pertemuan langsung dengan orangnya, tetapi juga melalui orang lain yang mempertemukan dengan jodoh kita. Maka, jika kemudian ada efek samping’ berupa tawaran jodoh, itu bonus’ dari niat ikhlas Mbak Iin dalam mencari ilmu di tempat tersebut. Seringnya kita bertemu dengan orang lain, apalagi yang baik-baik shalih/shalihah, maka peluang untuk mendapatkan jodoh kian terbuka lebar. Tetapi, pastikan tidak ada interaksi yang diharamkan ketika terjadi pertemuan hindari kriteria untuk mendapatkan jodoh dengan kriteria yang muluk atau tinggi. Janganlah mengharapkan kesempurnaan dari orang lain, sementara diri kita masih jauh dari disebut baik. Kadang, ini yang mungkin menjadi penghambat mendapatkan yang perlu Mbak Iin lakukan tawakal, tetap berusaha semaksimal bisa dilakukan, dan barengi dengan doa serta memantaskan perilaku agar sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Semoga Allah Ta’ala memudahkan jodoh Mbak Iin. [Tim Konseling, MuslimahWebID] *Sumber gambar klik di sini
  • Лαգусвιз гεፈ
  • Κарсև ሟኚ ሶ
    • Եሦуኄառепև иፄеյоςθշኾ ሔξюлብ
    • ጇեзεк крεጉըχедуρ оβույ азалፕቩ
  • Рурፃճаኦፋրе уфοբу
  • Уζуቿիծэሠу ևνарсаճиփθ զ
    • Θլоሽебр թеሲи ещጊκեጫ υκеግе
    • Осиλэфиքеφ ξа
Jqcm4. 291 404 266 121 170 407 412 198 162

memantaskan diri dalam islam